Masih tentang image, saya rupanya sedang gandrung sama "kata" ini sekarang.
Di kantor, temen kantor saya tiba-tiba curhat di toilet perempuan.
(?) : mbak, aku putus sama pacarku
= : gara-gara masalah kemaren itu, jadi bener kamu di selingkuhi?

(?) : iya, tapi ga pa2 kok mbak, gw yang minta putus daripada gw kayak orang tolol diduwain begitu,
lagian aku lagi males pacaran.
percakapan selesai, melanjutkan rutinitas terus balik ke meja kerja masing-masing.


Minggu berikutnya, tiba-tiba dia merubah status di facebook jadi in relation ship with...(sama temen kantor juga), saya melihat sebentar status-status mesra mereka lalu menutup akun facebook saya dan mulai bekerja.

Pas ketemu makan siang, saya dan temen saya melihat dua anak manusia ini sudah lengket seperti kenal lem alteco, kemana-mana berdua, ibaratnya yang lain ngontrak. Saya dan temen-temen yang lain memberikan ucapan selamat dan bahkan beberapa dari mereka mendoakan supaya cepat melangkah ke pelaminan.


Beberapa waktu berlalu, euforia itu berkurang, satu sama lain mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Iseng-iseng saya tanya,

= : pacarmu mana neng? kok sorangan wae?
(?) : hi hi hi mbak bisa aja, itu cuma have fun kok mbak

= : maksutnya?

(?) : yaaa, daripada aku nanti jatuh pasaran gara-gara mantanku udah nemu gantinya lebih dulu,
mending aku pura-pura jadian sama si "X"
Setelah percakapan itu, saya jadi berfikir,
sepenting itu kah menuruti penilaian orang lain agar tidak" jatuh pasaran"?, dan bukankah mereka telah menipu banyak orang dengan melakukannya, banyak orang yang mungkin diantaranya benar-benar sungguh berdoa untuk kebahagiaan mereka? lalu tentang menipu diri sendiri dengan status palsu....;) tiba -tiba teringat lagunya vidi.

Saya cuma bisa takjub saja, ada ya yang mau repot sampe sebegitunya untuk sesuatu yang ga penting :-)

*gambar minjem dari http://www.flickr.com

Comments (0)