--- sebuah pagi pada bis kota ---

Jam setengah delapan lebih sepuluh menit!
Gara-gara mencari sisir yang tiba-tiba raib dari kamar, akhirnya saya harus terlambat untuk menunggu bis di perempatan Pangadegan. Alhamdulillah, berapa menit berlalu sebuah metromini dengan beberapa penumpang menuju ke arahku. Cuma ada beberapa saja yang duduk tersebar di metromini 62 yang kursinya berwarna hitam pekat itu. Agak lama, tidak ada kenek yang mengkecrek-krecekkan uang receh di sekitarku. Sekejap kemudian, ahaaiii kutemukan suara itu dan aku serta merta menengok ke arahnya. Dan yang kulihat senyum seorang wanita, dengan memegang beberapa lembar uang 5 ribuan dan 20 ribuan. Dengan kostum celana monyet pendek, dipadu dengan kaus merah. Namun satu titik saja yang mebuatku terpaku, gembung perutnya yang terlihat jelas. Ibu muda itu sedang mengandung.

Setengah jalan, aku sengaja pindah ke deretan belakang tempat dia duduk sambil meneriakkan trayek jurusan bus yang aku tumpangi. Sesekali aku bertatapan mata dengannya, sesekali pula kulihat dia minum dari sebuah botol yang disimpan di belakang kursi sambil mengelus halus perutnya yang membuncit.
"Anak keberapa mbak?" tanyaku hati-hati.
Dia menoleh lalu terenyum, "anak kedua mbak"
" ooh"aku tersenyum " ga takut capek mbak, kan lagi hamil? naik turun lagi kerjanya "
" Yaa gimana lagi mbak, saya butuh uang buat kelahiran ini ni, tapi saya teratur makan kok biar dia ga kekuarangan gizi" sahutnya enteng dan riang, kami berdua tertawa lepas, saya merasa terbawa dalam aura kebahagiaannya. Sungguh.
Ketika bis sampai di Pasar minggu, saya turun. Pelan saya berkata "mbak, semoga sehat dan lancar ya persalinannya, dan anaknya jadi anak yang hebat" sambil mengacungkan kedua jempol saya. Dia tertawa lagi "makasih ya mbak".

terkadang dengan menganggap semua itu enteng dan bisa dijalani, mungkin akan membuat semua lebih mudah untuk diterima, dan saya tahu, kasih sayang kedua ibu dan anak yang masih dalam rahimnya yang nyaman itu terbayar lunas, tanpa ada cela apapun.


--- sebuah sore di setiap hari jumat ---

Di kantor pada akhir siang di hari jumat, saya selalu disuguhi wajah-wajah bersemangat yang bercampur dengan lelah. Wajah-wajah yang menenteng tas ransel dengan sebuah tiket Kereta Api dengan jurusan berbagai kota di seputara jakarta, ada Bandung, Sukabumi, bahkan Jogjakarta.

Setiap awal wiken mereka pulang, walau cuma sehari berada di umah, perantau - perantau perkasa itu akan pulang ke "rumah" mereka, bertemu istri dan anak-anak, me re-charge semangat untuk kembali ke jakata, dan mulai bekerja lagi di awal minggu.

Saya pernah bertanya pada salah satu dari mereka
"Pak, ga capek pulang ke jogja cuma sehari lalu balik lagi, habis di jalan kali pak"
"Iya sih mbak tapi tiap kali saya lihat senyum istri saya di stasiun di sabtu pagi, rasanya semua capek saya hilang, apalagi kalau sudah berkumpul dengan anak-anak saya, waah lupa deh capeknya" dan kami pun tertawa bebarengan, menikmati cerita cinta dari seorang perantau yang hampir berumur 46 tapi masih bersemangat hebat.

Jauh di hati saya, tiba-tiba berbisik pelan. Semoga nanti saya dan suami saya tetap bisa memelihara cinta yang seperti ini, yang tanpa lapuk dan penuh dengan pengertian.
amin :)


--- awal malam di sebuah tanggal keramat bagi saya ---



Besuk pagi, saya akan melakukan ijab qobul, sahabat saya belum juga menunjukkan tanda-tanda untuk memenuhi janjinya menemani saya semalaman. Kemarin dia sms, katanya dia sedang banyak pekerjaan. Maklumlah dia masih CPNS di sebuah pemerintahan Kabupaten.

Jam mulai berlalu, saya sudah sangsi dia akan datang. Rumahnya yang berjarak tempuh hampir 5 jam dari rumah saya, membuat saya mau tidak mau harus mengerti. Walaupun jujur, saya sangat kecewa.
Ketika saya sedang termenung, tiba-tiba hp saya bergetar, dia menelpon, dengan malas saya angkat telpon darinya,paling mau minta maaf, pikir saya.
Lalu yang saya temui adalah
"Aku sudah di jalan ciu, ada orang yang bisa jemput ga? udah ga ada angkot, maaf ya kemaleman he he" ujarnya cengengesan,
Dan ketika dia datang dengan tas travelnya, dengan muka yang dipenuhi kelelahan yang sangat, dengan baju yang saya tahu dia pakai seharian di kantor. Tiba-tiba saya merasa sangat beruntung memiliki dia, sahabat saya.
(asli...mata saya tiba-tiba banjir nih he he...miss U)


--- dan itulah sebagian dari wujud cinta ---





Comments (0)