backsound : everybody knows - john legend

Suatu sore, kamu datang dan langsung menghambur ke kamarku. Wajahmu yang sedikit lelah tapi bercampur bahagia, biasanya akan terjadi perbincangan ehmmm tepatnya curhat panjang kalau binar-binar bola matamu mulai mengerjap dengan frekwensi yang lebih tinggi dari biasanya.

Di depan kasurku kita duduk saling berhadapan. Tanganmu menopang dagumu yang lancip, sedangkan aku menyandarkan punggungku di bantal besar yang kau bawakan saat kau libur panjang tahun kemarin.
Di meja ada sepasang cangkir bertuliskan nama kita, kalo tidak salah kita membuatnya saat kita jalan-jalan ke mall sekitar 4 tahun yang lalu, saat itu kita masih memakai seragam putih abu.

Kamu menyeruput dalam cangkir berisi kopi dan bertuliskan namaku, lalu menggegamnya dengan kedua tanganku yang gemuk, sepertinya kau ingin menghisap semua hangat yang ada dicangkir itu.
"Kenapa kamu selalu menghidangkan teh dan kopi pada saat aku datang? dan kenapa kamu pasti membuat teh di cangkirku dan menyeduh kopi di cangkirmu?"
Aku menoleh kepadamu, sambil mengambil cangkir bertuliskan namamu.
"lalu kenapa kamu selalu mengambil cangkir yang bertuliskan namaku?" tanyaku balik.

Kamu mendehem pelan, sambil sesekali menangkap ruap kopi di hadapannya.
"Kamu kan ga suka kopi, sama sekali ga doyan bahkan, jadi biar aku saja yang minum kopi ini, lagipula aku suka kopi."
Aku mendongakkan kepalaku ke atas, lalu menyandarkannya di pinggir ranjang.
"Aku selalu membuat dua pilihan, kopi dan teh, karena aku tidak ingin memaksamu untuk mengikuti kebiasaan ku minum teh, tapi jika nanti kamu tidak bisa minum kopi karena hal yang mendesak, kamu bisa meminum teh ku"
Kamu diam sambil terus memandangku,
"Seperti kau juga tidak pernah memaksaku untuk pergi ke tempat-tempat keramaian yang tidak membuatku nyaman, tapi jika terpaksa aku harus kesana, dengan senang hati kau akan menjadi pelindungku, bukankah begitu persahabatan kita? saling mengerti dan tidak pernah saling memaksa."
Aku balik memandangnya,
"Dan kamu menukar cangkir kita, namamu dengan isi kopi, namaku dengan isi teh, untuk mengingatkan walaupun kita berbeda tapi kita masih saling menjaga agar keduanya selalu berbuat untuk kebaikan?" kamu berkata cepat sambil mengacak-ngacak ponimu yang berantakan menjadi tambah tak karuan.

Aku nyengir, dan kamu mulai lagi meloncat-loncat di atas kasurku tanpa membuka kaus kakimu yang bau itu lagi, dan sepertinya aku harus berteriak untuk menghentikannya...
"SARAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

gambar minjem dari sini



Comments (0)