Saya lagi eneg bolak balik lihat iklan ini,
Menurut presepsi saya yang awam dunia advertising ini, ada 2 kesimpulan yang diambil dari narator iklan pewangi parfume ini:
  1. Kayaknya cewek itu jadi budak  cowok banget, apa-apa yang diminta cowok dituruti termasuk tampil dengan pakaian mini.
  2. Kayaknya cowok itu nganggep cewek itu yang berpakaian mini itu murahan, soalnya harganya juga mini 
Sepengetahuan saya, iklan ini muncul jam 9 keatas, entahlah di pagi hari, soalnya saya jarang nonton TV selepas jam 7 pagi. Dengan ekspresi mbaknya yang sedikit ambigu, membuat orang mengartikan yang iya-iya apalagi dotambah dengan narasi yang bisa disimak di video yang saya link postingan ini. Seakan-akan suatu pembenaran bahwa semua cowok itu sudah pada dasarnya mempunyai pemikiran yang ujung-ujungnya tubuh seksi dan berbalut pakaian minim, takdirnya otaknya isinya seks dan pikiran nakal, dan kita semua (MAU GA MAU) harus memaklumi, andaikan saya jadi cowok saya bakal ngamuk-ngamuk habis di judge demikian.
Kalau ada yang ngeles, yaa namanya juga iklan, kan pasti ada pesan lain di balik itu.
Justru karena iklan itu, dimana kita hanya disuguhi tagline pendek, dan kita sendiri yang harus mengartikan maksud dari tagline yang disodorkan, mana mau ada yang repot-repot nyari tahu sana sini apa yang sebenanya ada dipikiran pembuatnya. (kecuali kalau memang ada keterangan : untuk yang mau tahu arti sebenarnya silahkan hubungi bla bla bla...).

Atau mau nyoba, ngomong gini di mall : eh mbak pake rok mini, pasti harganya murah yaa?
pasti langsung ditonjok mukanya.
Saya sih ga nyalahin, banyak cewek yang pakai pakaian mini karena mereka memang pengen, bukan karena cowok yang kasih komando.

Jika nanti taglinenya ganti "karena cowok suka yang polos,....."
Kebayang ga iklannya???



Comments (0)