"Bapak masih di Rumah Sakit, tapi belum bisa diambil tindakan kondisinya belum stabil"


Saya panik, kenapa operasi yang awalnya diprediksi ringan sehingga saya memutuskan untuk ga pulang ke solo mendadak jadi rumit, tensi bapak yang terus naik membuat tindakan tidak bisa diambil sama sekali. Selain itu, kata ibu, bapak mulai ngaco ngomongnya, mulai minta keluarganya dikumpulkan.



Hari ke-2 di rumah sakit, kondisi bapak makin ga stabil, tensi darah tertinggi mencapai 230/110. Bapak juga menjadi sedikit pendiam.
Bos saya bilang saya harus pulang, Bapak lebih penting dari segala tetek bengek yang ada di depan saya.

Hari ke-3
Kondisi bapak belum berubah, Dan saat itu saya memutuskan pulang.
Siang hari, saya tiba-tiba ingin sedekah, saya membabi buta meminta pada Allah untuk kesembuhan bapak, saya paranoid tiba-tiba bapak harus pergi selama-lamanya, saya masih ingin bersama dia, saya masih ingin anak saya mempunyai seorang kakek.
Konyol ya saya? :D

Masih di hari ke-3 sore hari, bapak kondisinya normal, setelah ngobrol sama saya, dan saya gojeki
"bapak payah, tentara kok takut jarum suntik"
"enak saja, bapak ini perang wae wani moso jarum suntik wedi"
tensi bapak 150, dan operasi bisa dilakukan dengan lancar.

Bapak sudah membaik, dan saya diingatkan sedekah itu penting :D

Comments (0)