Saya dan suami lagi suka nonton sinetron sore jam 7 di sebuah stasiun Televisi swasta, judulnya Islam KTP.  Pertama kali sih ga sengaja waktu nonton pertama kali, eeh karena ceritanya bagus alhasil keterusanlah kami:D

Alur ceritanya lucu, tapi mengandung pesan agama yang tersampaikan dengan ringan dan tidak memaksa. Saya sendiri, jadi sering merasa kesindir saat sedang menonton, pun demikian karena penjabarannya dalam cerita dibuat sedemikian ringan dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari, rasanya makna yang disampaikan jadi lebih mudah saya pahami.

 Tokoh-tokoh yang dihadirkan saya rasakan lebih manusiawi ketimbang sinetron-sinetron lain yang ada sekarang, yang membuat saya malas nonton sinetron,  penggambaran kaya dan miskin juga lebih membumi.
Terus terang, saya bukan penggemar sinetron, dan untuk pemeran yang menghidupkan tokoh-tokoh di sinetron ini pun saya tidak begitu hafal namanya, hanya saja saya memang pernah melihatnya beberapa kali di sinetron sejenis menjelang bulan Ramadhan tahun lalu.

Banyak tema menggelitik yang diangkat dalam cerita sinetron ini, semisal tentang sepasang suami istri yang sangat mendambakan anak, hingga mereka sangat menurut dengan saran-saran yang dianjurkan oleh tetangganya bahkan terkadang saran yang sedikit konyol. Pada satu episode, bagaimana sang suami sampai jatuh eneg gara-gara tiap hari dimasakin sayur tauge, sang istri mendapat saran dari tetangga-tetangganya untuk banyak-banyak makan tauge agar cepat mempunyai keturunan. Saya seperti berkaca saja, membuat saya mesam-mesem waktu nonton adegan itu. Dan suami saya cuma nyengir sambil tertawa pelan.MySpace

Jujur saja, banyak tema yang membuat saya akhirnya berfikir, dan semoga saja di follow up dengan perubahan yang positif dari diri saya. Salah satunya tentang memberi, ketika bang Ali, tokoh sentral sinetron itu memberi nasehat kepada anak buahnya, yang berkeluh kesah tentang bapaknya yang nanti tua pasti akan bergantung padanya, padahal saat bugar, bapaknya selalu saja kawin cerai dan tidak pernah memperhatikan dia. Si anak buah ini takut nantinya, jika dia harus menanggung hidup bapaknya, padahal dia sendiri hidupnya juga jauh dari lebih. Bang Ali dengan enteng berkata, sesungguhnya Allah itu memberi rizki pada setiap makhluk ciptaannya, dan ketika nanti bapakmu ikut denganmu, mungkin secara kasat mata dia menjadi tanggunganmu, namun sesungguhnya Allah lah yang member rizki untuk bapakmu, dan kau hanya menjadi jalannya saja.

Aaaahhh…saya tiba-tiba tersindir, saya sering berpikir secara matematis saja, jika ingin membantu orang, saya tidak sadar bahwa rejeki yang ada pada saya ini mungkin memang sebagian milik orang tersebut, dan saya hanya jalan untuk menyampaikan saja, pun begitu Allah masih juga memberi pahala yang tiada terkira untuk saya jika saya ikhlas, padahal saya ini hanya perantara saja…hiks..
Semoga, nantinya selepas Ramadhan, masih akan ada sinetron yang seperti ini, saya perlu banyak diingatkan :D


sign

Comments (6)

On August 4, 2010 at 12:41 AM , Alviansyah said...

MANTAP MBAK E

 
On August 4, 2010 at 12:42 AM , Alviansyah said...

sama mb e suka juga amatu sinetron daripada cinta pitri -_-"

 
On August 5, 2010 at 6:10 PM , bisnis di rumah said...

Iya bu, saya juga males nonton tipi, berita sekarang sudah semakin ngawur, apalagi sinetron-nya, duh kacau deh, mending anak kita ajarin membaca alquran atau kita matikan tipi pada jam-jam "prime-time"...

salam kenal yah...(add donk di FB)

 
On August 10, 2010 at 11:51 PM , devieriana said...

hihihi, aku juga ngikutin tapi nggak selalu. Setuju sih kalau pemeran-pemeran & ceritanya lebih membumi dibandingkan dengan sinetron yang biasanya.. :)

Eh iya, met menjalankan ibadah puasa ya jeng :)

 
On August 11, 2010 at 11:01 PM , Tiket Murah said...

Cakep yg jadi anaknya Bang Ali. Hahahaha

http://tiketpromomurah.blogspot.com/

 
On August 19, 2010 at 2:51 AM , Anonymous said...

menarik :)

mbak yuyuk masih ingat tidak sinetron "keluarga cemara" dan "1 kakak 7 keponakan" ? isinya sungguh menarik untuk disimak.

ide2 tersebut makin jarang ditemui pada sinetron2 sekarang ini.... wuih...

salam,
bernadusnana