Sebenarnya  pengalaman pertama saya nonton Junior  Master Chef setiap senin malam di Starworld itu diawali dari sebuah insiden remote televisi yang kepencet, waktu itu saya sedang menonton acara film di salah satu stasiun televisi, alih-alih mengembalikan ke acara pertama, saya malah melanjutkan menonton acara masak – memasak itu sampai habis, dan bahkan ketagihan di episode-episode berikutnya.

Semakin kagum dengan skill dan kemampuan dari anak – anak ajaib tersebut, sayapun mulai browsing di internet, dan menemukan official web mereka di sini, lalu membaca satu demi satu profil dari master chef – masterchef tersebut. Dan hasilnya, makin kagum, sungguh. :D


Acara tersebut bagi saya sangat menarik, mungkin dilatar belakangi oleh hobi saya memasak (dalam hal ini memasak amatiran) dan makan. Kedua kombinasi tersebut membuat saya betah anteng di depan televisi bahkan sampai lupa mingkem :r ketika acara tersebut sedang ditayangkan. Terlepas dari semua itu, rangkaian acara yang basicnya adalah sederhana dan bukan hal baru lagi yaitu “kontes memasak” dikemas dengan cara yang menarik. Keunggulan pertama adalah peserta yang berumur belasan, hampir semua di bawah 15 tahun, bahkan ada beberapa yang masih berumur 8 – 9 tahun. 

Pada saat pertama kali saya menonton acara ini, saya pikir anak – anak ini sudah berlatih sebelumnya dengan satu resep yang dipilih lalu tinggal memraktekkannya di kontes dan mendapat penilaian. Tapi ternyata pada setiap session lomba, juri akan memberikan satu tema, lalu menyodorkan bahan-bahan yang ditata apik selayaknya di supermarket. Anak – anak itu hanya diberi waktu 45 menit untuk melihat bahan – bahan, mendapatkan ide, mengambil bahan yang diperlukan dan akhirnya memasak dan me – garnish untuk menyajikan hasil masakannya di hadapan juri. Not only the look but the taste also the most important.

Kids will be kids.

Perlombaan yang panjang ini juga diwarnai derai tangis yang tiba-tiba memburai gara-gara roti yang  sedang dipanggang ternyata gosong, terus apakah mereka menyerah? Kerennya tidak :D pada sebuah episode dengan tema seafood, seorang kontestan perempuan yang memasak cumi dengan isi remah roti dan udang lalu digoreng, dan entah apa yang salah tiba-tiba pada produksi pertama, cuminya gosong, setelah terpana sesaat, dia kembali dengan cekatan membuat adonan kedua dan berhasil dengan sempurna, bahkan lolos ke babak selanjutnya. Sebuah usaha pantang menyerah dan semangat di tengah tekanan … waah pokoknya mah keren.

Karena pesertanya anak-anak, penyelenggara juga menyesuaikan peralatan dapur dengan memperhatikan keselamatan mereka, semisal pisau yang digunakan terbuat dari plastik tapi tidak menganggu aktifitas dan kelancaran memasak. Perlu dicontoh untuk acara anak – anak yang lain terutama di negeri kita tercinta ini (sambil mengingat – ngingat acara anak yang masih eksis sekarang itu apa saja sih  – berusaha keras) :t

Favorit saya namanya Nick dan Issabella, kenapa? Karena eh karena … apasih … :x




Nick, menurut saya dia telaten sekali mengolah bahan-bahan makanan yang dipilihnya menjadi makanan yang lezat (menurut juri, karena saya juga belum pernah mengincipi), kerennya lagi, Nick memiliki ritual-ritual unik sebagai parameter untuk memutuskan tindakan selanjutnya dari proses memasak yang konon diajarkan oleh neneknya. Misalnya, ketika dia mengetukkan ujung sendok sayur yang dia celupkan dalam kuah yang sedang dimasaknya, Nick melakukan itu untuk mengukur kadar kekentalan kuah, begitu yang saya dengar dari pembawa acaranya.










Issabella, saudara kembar sofia (yang juga salah satu kontestan Junior Master chef) ini sangat piawai membuat masakan – masakan Italia, menghias dengan sederhana tapi tampak manis, dan tentu saja membuat air liur berproduksi dengan peningkatan yang semena-mena, damn. Dan satu lagi, senyumnya pasti bakal membuat para cowok belia terpesona, she is so gorgeous.








  


Baiklah, ternyata kontes memasak ini memuat banyak pelajaran berharga tentang sebuah usaha, kecepatan mengasah kemampuan untuk menemukan suatu ide menarik, ketelitian dan juga kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang dahsyat hanya dalam waktu 45 menit.

Bayangpun!

Umur segitu saya masih main lompat tali pake untaian karet gelang!



Comments (9)

On January 11, 2011 at 6:18 AM , Anonymous said...

yah, saya malah belum pernah nonton. hehehe

salam dari gotaufik si musang gokill. salam gekko.

 
On January 11, 2011 at 7:30 AM , Bibi Titi Teliti said...

*Gleg*
Sungguh postingan yang sangat mengintimidasi diriku yang tak becus memasak inih...

huh!
Jadi pengen ngerayu abah lagi buat pasang TV kabel...
setelah tragedi Astro tv kemarin...hihihi...

 
On January 11, 2011 at 8:23 PM , Denuzz BURUNG HANTU said...

Ehm.... referensi wajib tonton nih...
Tapi mending masakan Denuzz pastinya. Mau nyicip?

Salam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...

 
On January 11, 2011 at 11:21 PM , orange float said...

sayang, di rumah ngak dapat saluran tv ini :(

 
On January 14, 2011 at 5:24 PM , Anonymous said...

Ayo mbak, resep2 nya di coba..
Aku bersedia nyicipin lhooo :)

 
On January 16, 2011 at 6:10 PM , chiil said...

aku udah tau siapa yang menang :))
iya lho keren banget, jadi inget temennya temenku yang emang biasa masak dari SD, kuliahnya di tata boga
sekarang mulai merintis karir jadi chef
ahhh keren yaa anak2 itu.. dari kecil udah menemukan passion-nya.. hasil masakannya bikin ngiler pun!! =P~
dan kapan kita masak2 bareng mbak? ;))

 
On January 19, 2011 at 12:25 AM , yuyuk said...

@ taufik : makasih sudah berkunjung salam kenal :)

@ mbak Erry : coba yaa abah tolong itu aspirasi mbak erry dilaksanakan whahihi :P

@ denuz : saya sering masak tapi pasti lupa deh ngabarin kamu den *kalem* *ditabok panci* :D

 
On January 19, 2011 at 12:27 AM , yuyuk said...

@ mbak yuli : hehehe ... keren banget mereka, semoga ada saluran lokal yang mererun tayangan ini :D

@ ijul : errr .... gantian napa sekali2 situ masak aku yang habisin :D hihihi

@ chill : aku kayaknya juga dah tau deh :D aaaa jadi ga penasaran lagi ya chill

 
On January 20, 2011 at 11:21 PM , Bintang said...

Kayaknya keren banget ya...sayang sekali siaran TV saya cuma bisa nangkep siaran-siaran konvensional... :(
Yuyuk, saya setuju dengan manisnya senyum Issabella, saya aja langsung kepincut kok...manis amat sih!
Tentang masaknya...ehm, kehebatan anak kecil yang meramu bahan dasar menjadi sebuah masakan kayaknya membuat saya kagum juga deh, saya aja yang udah seumur *baca : setua* ini, nggak bisa banget bikin aneka jenis masakan Italia...hehe