Baru sadar kalo memilih buah manggis itu susah-susah gampang, sudah berangkat ke pasar dengan yakin berbekal trik-trik yang didownload dengan PD nya dari internet, ternyata pas di beli dan dibuka isinya tidak seindah yang diinginkan.
Ternyata memilih buah manggis tidak hanya di kenali dari harumnya bau, padahal manggis juga ga semerbak amat baunya, tidak hanya dikenali dari bentuk, wong bentuknya juga cuma bulet bertopi kecil atasnya, tidak hanya di kenali dengan warna, soalnya rata-rata warnanya merah marun dominan kusam.

Jadi gimana caranya memilih buah manggis yang baik dan benar?
Setelah saya pikir-pikir sendiri sambil domblong di depan layar komputer, buah manggis yang bagus itu relatif, soalnya kalau kita dapat yang manis, siapa tahu kita suka yang asem, kalau kita ketemu yang asem siapa tahu kita gemar yang manis.
Lalu soal tertipu?
Saya lagi tertipu seperti saya tertipu soal manggis, kalo saya kira manggisnya udah high quality ternyata "kopong" taelaaa...gimana lagi, apalagi manusia manggis aja susah ditebak. bukan begitu???? bukaaannn!!!! :D
Pagi tadi saya berjalan menyusuri garis tepian pantai di belakang penginapan.
Pelajaran yang saya dapatkan hari ini adalah: Ketika saya menapakkan kedua kaki saya di pasir pantai, dan ombak menghempas dari arah lautan, pasir-pasir pantai yang berada di bawah tapak kaki sayalah yang akan dengan mudah meloloskan diri dan bergabung dengan sang ombak untuk menuju ke laut lepas, semakin kuat saya menapak, semakin banyak pula butir-butir pasir yang meluruh, sehingga kaki saya akhirnya terbenam semakin dalam.

Saya umpamakan kedua tapak kaki saya adalah kesulitan, kesedihan dan cobaan yang datang dalam hidup, mencengkeram, menghimpit dan membawa kesedihan yang sepertinya tak berakhir. Lalu saya, manusia yang kecil dan tukang mengeluh ini saya umpamakan bulir-bulir pasir yang menghampar di sepanjang pantai itu,dan sang ombak adalah kesempatan, dan harapan yang dikirimkan Tuhan untuk saya.

Tanpa bermaksud jadi sok filsuf, karena memang bukan filsuf, saya memetik satu pelajaran penting hari ini, pada setiap cobaan yang datang kepada manusia, pastilah ada celah kesempatan yang dikirimkan Tuhan untuk menolong kita, semakin cobaan itu menghimpit, kesempatan dan harapan itu akan semakin menguat sehingga kita bisa mengatasi kesulitan itu dan melenggang untuk bebas. Dan satu lagi, mungkin saja Tuhan ingin kita belajar dan belajar dengan memberi segala macam cobaan, belajar untuk mengerti, belajar untuk dewasa, belajar untuk ikhlas dan belajar lagi dan lagi agar lebih tangguh menjalani hidup.

Ditulis di lobby dengan kertas-kertas yang berserak di atas meja marmer kecil, berkhayal menjadi the next JK Rowling, padahal hanya menulis sebuah note kecil yang bertujuan ingin memotivasi diri saya sendiri yang sering terkena serangan mutung yang kronis, andaikata ada yang terbantu, justru sayalah yang akan berterimakasih, karena beberapa baris kata yang saya cerna dari pemikiran saya yang masih teramat dangkal ini berguna bagi orang lain.

Satu hal yang saya yakini hingga detik ini, Tuhan menegur, memberikan jalan dan mengirimkan pertolongan pada kita dari berbagai penjuru,bahkan terkadang dari hal-hal yang tak terduga, seperti dari alam yang membisikkan satu pelajaran berharga untuk menjadi insan yang lebih tangguh dalam menjalani hidup di dunia ini. Karena manusia yang tangguh tidak akan terbentuk tanpa adanya cobaan yang menempa, seperti halnya murid yang pintar bisa diukur salah satunya dengan parameter berhasil tidaknya dia melewati ujian. Selamat Tahun Baru hijriyah dan Tahun baru masehi (sebentar lagi ;p) semoga sukses dalam memperbaiki diri dalam segala hal . Semangat !!!

*gambar minjem dari :imageshack

Bahan :
  • Kacang Panjang, potong pendek-pendek
  • Wortel iris korek api
  • Tempe, potong kotak-kotak kecil
  • Telur puyuh, rebus lalu kupas
  • Bakso daging sapi, iris jadi dua bagian
  • Kecap manis
  • margarin untuk menumis
Bumbu
  • Bawang merah, iris tipis,
  • Bawang putih, iris tipis
  • Cabe Merah dan Hijau secukupnya, iris tipis
  • Daun salam, Garam.

Cara membuat :
  • tumis bawang putih sampe harum, lalu tambah kan bawang merah dan cabe, tunggu sampe layu, masukkan bakso, tempe, tuangi kecap secukupnya, tambah kan garam.
  • masukkan kacang, wortel, aduk rata.
  • beri sedikit air, masukkan telur puyuh, tunggu sampai matang, sajikan hangat-hangat :-)

Loves This Song very much :-)


AFTER ALL (Al Jarreau)

There, there was a time I knew
That no matter, come what may, love
would prevail
And then inside the dreams I knew
Came the question lovers fear
Can true love fail
Then I would miss the childhood wish
And haven't I sung to you
Of the knight in armor bright
Faithful and true to you

Darling, after all
I will be the one to hold you in my arms
After all
I will be the one to hold you
I will be the one to hold you in my arms
In my arms

I know in my heart and mind
That no matter, come what may, love will survive
And love, the author of space and time
Keeps the galaxies and each sparrow alive
And the love that heals the wound
After the war is through
Is the knight in armor bright
Faithful and true to you

*cinta membutuhkan pengertian dan keikhlasan untuk melewati semua yang terjadi baik di masa lalu ataupun sekarang bahkan yang akan datang, dan jika semua sudah terlewati adalah bahagia menjadi hasilnya*


Malam ini saya nonton kick andy sendirian, biasanya saya nonton acara favorit itu berdua dengan suami saya. Tapi karena kecapekan mencoba mesin cuci baru, akhirnya Tuan besar terlelap sudah tanpa sengaja :-).

Inspiratip sekali tamu-tamu yang datang di kick andy edisi kali ini, lebih dari 2 orang ilmuwan Indonesia yang benar-benar diakui oleh Manca negara baik secara teknis maupun akademis. Jadi ingat nasib ijazah S1 kimia murni saya yang tak berhasil saya bawa gara-gara cuti tak berakhir dan terlalu asyik menggambar bangunan di jurusan yang baru :D.

Kebanyakan dari mereka mempunyai lebih dari satu titel dari berbagai disiplin ilmu, dan juga mempraktekkan di bidangnya dengan jempolan, jadi saya yakin 100% tesis dan skripsi mereka asli buatan mereka sendiri (tanpa bermaksut menyindir, ada beberapa mahasiswa yang menyewa jin berujud manusia atau manusia yan gpura-pura jadi jin untuk menyelesaikan skripsinya :p). Dan tidak semua dari mereka berlatar belakang keluarga yang kaya raya, beberapa diantaranya membutuhkan waktu tahunan untuk mengumpulkan uang guna melanjutkan ke jenjang pendidikan yang diinginkan, benar-benar usaha yang pantang menyerah.

Satu kalimat yang masih saya ingat ketika andy menanyakan apakah ada negara yang menawarkan kewarganegaraan untuk anda? Seorang ilmuwan yang sepertinya keturunan tionghoa menjawab dengan tegas "ya, tapi saya menolaknya, karena bagaimanapun saya bangga menjadi orang Indonesia dan saya berharap keberhasilan saya bisa memotivasi orang indonesia untuk lebih baik lagi." Dua jempol pak, untuk anda.
Salut. itu saja yang terucap dari mulut saya.


Masih tentang image, saya rupanya sedang gandrung sama "kata" ini sekarang.
Di kantor, temen kantor saya tiba-tiba curhat di toilet perempuan.
(?) : mbak, aku putus sama pacarku
= : gara-gara masalah kemaren itu, jadi bener kamu di selingkuhi?

(?) : iya, tapi ga pa2 kok mbak, gw yang minta putus daripada gw kayak orang tolol diduwain begitu,
lagian aku lagi males pacaran.
percakapan selesai, melanjutkan rutinitas terus balik ke meja kerja masing-masing.


Minggu berikutnya, tiba-tiba dia merubah status di facebook jadi in relation ship with...(sama temen kantor juga), saya melihat sebentar status-status mesra mereka lalu menutup akun facebook saya dan mulai bekerja.

Pas ketemu makan siang, saya dan temen saya melihat dua anak manusia ini sudah lengket seperti kenal lem alteco, kemana-mana berdua, ibaratnya yang lain ngontrak. Saya dan temen-temen yang lain memberikan ucapan selamat dan bahkan beberapa dari mereka mendoakan supaya cepat melangkah ke pelaminan.


Beberapa waktu berlalu, euforia itu berkurang, satu sama lain mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Iseng-iseng saya tanya,

= : pacarmu mana neng? kok sorangan wae?
(?) : hi hi hi mbak bisa aja, itu cuma have fun kok mbak

= : maksutnya?

(?) : yaaa, daripada aku nanti jatuh pasaran gara-gara mantanku udah nemu gantinya lebih dulu,
mending aku pura-pura jadian sama si "X"
Setelah percakapan itu, saya jadi berfikir,
sepenting itu kah menuruti penilaian orang lain agar tidak" jatuh pasaran"?, dan bukankah mereka telah menipu banyak orang dengan melakukannya, banyak orang yang mungkin diantaranya benar-benar sungguh berdoa untuk kebahagiaan mereka? lalu tentang menipu diri sendiri dengan status palsu....;) tiba -tiba teringat lagunya vidi.

Saya cuma bisa takjub saja, ada ya yang mau repot sampe sebegitunya untuk sesuatu yang ga penting :-)

*gambar minjem dari http://www.flickr.com
Saya sudah lelah memberi pelayanan yang tanpa akhir pada citra, image, dan tuntutan-tuntutan orang di luar sana yang mulai tidak masuk akal. Dalam kehidupan yang dibilang orang modern ini, saya semakin menemukan nilai-nilai purba yang berkembang pesat bahkan mendominasi.

Komposisi hidup yang memberi pembagian peran sebagi pemenang dan pecundang, kyat dan lemah, baik dan buruk, apalagi entah klasifikasinya. Pada intinya jika klasifikasi itu didasarkan pada penilaian yang obyektif, dimana manusia memanusiakan orang lain, dan memakai bukti-bukti yang tidak asal serta valid, ya sah sah saja.

“Lalu saya jadi apakah?” akhirnya pertanyaan itu yang muncul setiap detik dalam pikiran kita, bukan berusaha untuk jadi manusaia sebaik-baiknya tapi saya jadi apakah agar orang mau menilai saya baik, agar pujian dan kekaguman yang tak putus-putusnya mengalir, terbayang betapa lelahnya mengikuti itu semua.

Ketika pada satu dimensi waktu, saya berada dalam lingkaran comunitas tertentu, saya sendiri belum begitu mengenal baik semua komponennya, laksana sebuah motor saya baru saja menginjak pedal gas, dan remnya, belum kenal tangki bensin, belum kenal spedometer, belum kenal jok dan mesinnya bahkan.

Apakah berikutnya, saya harus menciptakan kemasan untuk bisa diterima dalam komunitas tersebut, dengan mengadopsi mentah-mentah gaya mereka, dengan memakan bulat-bulat pola pikirnya?

Saya sekarang sudah mampu menjawabnya,

Saya capek dan sangat lelah kalau harus menghamba pada citra, walaupun pada intinya saya juga tidak bisa hidup berantakan juga. Jadi mulai sekarang saya mau jadi diri sendiri, sambil terus menggali potensi diri saya yang berguna, bahasa kerennya, improve my self to be better day by day (semoga ga keliru deh susunannya).


Berkaca lah pada sebuah cermin yang bidang, atau pada air yang menggenang, outline bayangannya akan sama walaupun warna dan tingkat kecemerlangannya berbeda.


*gambar pinjem dari http://www.shutterstock.com