dari getty images

Setangkup sandwich yang masih menggigil di meja makan, sepi sendirian tanpa kopi yang senantiasa setia menemani.

Aku menyingkapkan tangkupan pertama, selembar keju dengan egois menutup selada yang akhirnya mengalah. Memberi hijau, meski hanya selarik tipis di tepian segi empat roti tawar tanpa kulit itu.

Dulu, ada tiga hal yang akan kutemui setiap pagi, ketika setangkup sandwich dan segelas kopi hangat telah tersaji di meja makan. Sepasang mata yang bersinar penuh semangat, setangkup pelukan hangat yang mengusir gundah dan sebuah kecupan hangat mendarat dikeningku yang basah.

Seperti kopi,

Yang pagi ini tidak tersaji, sejenak kamu pergi memberi jeda pada dimensi waktu, karena kita sedang mengukur rindu, menenun mimpi, yang kita jalin menjadi sebuah harapan baru jika nanti kita bertemu.

Meski tawamu hanya kudengar melalui bantuan kabel-kabel telekomunikasi, merayap serupa gelombang dan akhirnya menyentuh syaraf dengarku.

Jangan cengeng” begitu katamu pelan tapi tegas, ketika aku mulai tergugu.

Bahkan sesederhana apapun setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita itu memberi hikmah yang akan kita syukuri nantinya, karena tidak ada sesuatu hal yang berjalan kebetulan, semua sudah diatur oleh Tuhan dengan begitu detil dan sempurna.” 
 
Seperti sandwich,

Yang sedang menunggu hangatnya ruap kopi di awal hari, berharap-harap cemas semoga sebutir lokam orange segar segera turut serta menghiasi pagi. Menunggu hingga saatnya tiba, dengan terus melukis warna dari detik yang saling bertautan menjalin hari. 

 “Tuhan telah begitu detil dan sempurna, mengatur semuanya untuk kita

Bel berdentang, pagi ini masih menyisa embun di daun-daun sansiviera yang berjajar ditepian teras depan. 
Dan pelukanmu sudah lebih dari cukup untuk membuat dunia berjalan sebagaimana mestinya.


 Some things were just meant to be, and that's you and me (pooh)

*******
untuk yang sedang menunggu semangat selalu, jangan berhenti berharap, karena harapan adalah mimpi dari mata yang terjaga dan mimpi adalah awal dari sebuah keajaiban


*gambar sandwichnya menggoda yaa, tapi saya mah mana kenyang sarapan roti, sarapan itu lebih  nendang kalau pakai lontong sayur, gudeg atau pecel madiun heuheuheu*


Comments (2)

On April 9, 2011 at 8:58 AM , Pojok Pradna said...

tetep nendang sarapan dengan sandwich seperti diatas...asal dengan jumlah yang sekodi #tersipu

 
On April 14, 2011 at 2:55 AM , Anonymous said...

buset...mbak yuyuk makannya banyak yach...hihihihih

salam,
bernadusnana