Deretan gerbong kereta yang mulai bergerak perlahan membawaku pulang. Roda-roda besi itu mulai saling berciuman, dengan sebatang baja yang kaku terdiam, merayap inchi demi inchi jarak yang membentang, meninggalkan jejak kerinduan pada setiap kecupan.
Kusibakkan gorden lusuh penutup jendela, bau menyeruak sengak, inilah naga besi yang dikatakan kelas mumpuni, bertarif mahal dan bertaruh emosi ketika antri. Ah … persetan, hal paling penting saat ini menujumu kembali.