Mendoan terbuat dari tempe yang tipis, dan digoreng dengan tepung sehingga rasanya gurih dan renyah. Secara tradisional di wilayah Banyumas, tempe yang digunakan untuk mendoan adalah jenis tempe bungkus yang lebar tipis, satu atau dua lembar perbungkus.

Bahan:

  • 5 buah tempe khusus untuk mendoan, bentuknya lebar dan tipis
  • 2 batang daun bawang, iris halus
  • 100 g tepung beras
  • 1 sdm tepung terigu
  • 125 ml air
  • minyak goreng

Bumbu halus:

  • 2 siung bawang putih
  • 1 butir bawang merah
  • 1 sdt ketumbar
  • ½ sdt merica butiran
  • 2 sdt garam

Cara membuat:

  • Aduk tepung dengan bumbu halus, daun bawang, dan air hingga rata.
  • Celupkan tiap potongan tempe dalam adonan tepung.
  • Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga adonan tepung membeku tetapi belum mengeras, matang tetapi tidak kuning atau kering. Angkat, tiriskan.
  • Sajikan hangat dengan sambal kecap rawit, ditemani secangkir teh tubruk untuk camilan sore dijamin nikmat^^

Lawrence Talbot (Benicio Del Toro), pria terhormat di kotanya Blackmoor, memutuskan untuk kembali ke kampung halaman setelah berkelana di kota-kota besar di dunia sebagai aktor terkenal. Berkumpul kembali dengan sang ayah (Anthony Hopkins) untuk mencari tahu keberadaan adiknya yang menghilang walaupun akhirnya ditemukan sudah menjadi mayat. Dan di kota inilah Lawrence menemukan takdir dirinya yang mengerikan.

Masa kecil Lawrence dihantui oleh kematian ibunya, namun saat ia kembali ke kotanya dan bertemu dengan tunangan adiknya Gwen Conliffe (Emily Blunt) semua berubah. Lalu muncullah mitos tentang manusia yang dikutuk jadi serigala saat bulan purnama tiba, dan rentetan pembunuhan sadis yang membuat dia semakin penasaran.

Saya akhirnya memutuskan untuk menonton film ini bersama mr. keriting. Setelah minggu sebelumnya mr. keriting menemani saya untuk nonton film drama. Akhirnya ketahuan juga kalo mental saya ini memang nonton film drama sama komedi plus film kartun, soalnya hampir selama 1,5 jam film diputar hampir 80% saya cuma berani ngintip dari balik jari-jari saya yang silang menyilang di wajah saya hi hi hi.

Mata saya terbuka lebar dan buru-buru menyingkirkan jemari kalau scene memutarkan kastil-kastil kuno yang mempesona di inggris, dengan halaman yang luas dan taman yang teduh. Eniwei, filmnya recomended kok, apalagi bagi yang hobby film thriller, soalnya menegangkan habis dari awal sampai akhir, dan masa tayang yang cukup pendek membuat kita ga bosan sama adegan-adegan yangmenyita banyak menit.

At the end, waktu saya menggandeng mr. keriting keluar dari studio. Saya nyelutuk,"kalau saya jadi sutradaranya, ending film itu pasti saya ubah, waktu Lawrence berubah jadi manusia serigala dan bertemu Gwen, saya buat dia sadar, karena cintanya kepada Gwen, lalu mereka menikah dan bahagia selamanya ....hihihi...dasar otak fairy tale

Maaf ya kalau resensinya malah jadi ngelantur, namanya juga resensi menurut versi saya, he he kalo penasaran nonton aja sendiri yaa....selamat nonton :D



kadang-kadang saya bingung, kenapa ya orang yang pintar membentuk opini publik, dengan memanfaatkan semua bentuk media yang ada (mungkin berasa artis) jadi kelihatan lebih bersih. Mmm padahal selebihnya mungkin juga tak lebih baik dari orang lain.
Sehabis menyakiti orang lain, lalu cerita sana-sini, dengan memutar balikkan fakta, terus memasang status religius di facebook, beress dahh.
Bertebaran jempol, tapi inti dari status cuma untuk membentuk satu opini, bahwa dia adalah pemenang.

Satu saja, kasihan...sangat artifisial.
Saya tidak akan mengatakan iya hanya untuk disukai banyak orang!

Kadang-kadang di jaman yang kata orang sudah masuk era globalisasi (atau gombalisasi?) begini, tiba-tiba jadi kangen ritual-ritual masa lalu yang sekarang jarang dilirik orang karena dianggap tidak praktis dan memperlambat proses untuk mencapai tujuan.

Beberapa hari kebelakang saya kangen dengan romantisme menulis surat dalam artian konvensional, menyiapkan selembar atau dua lembar kertas, amplop, pena hitam atau biru, dan tidak lupa perangko yang bisa dijilat agar nempel di pojok kanan atas amplop hi hi hi

Rasanya sudah lama sekali saya tidak menulis surat dan mengandalkan jasa pak pos untuk mengantarkannya ke tujuan, rasanya juga sudah berabad-abad saya tidak menikmati sensasi membuka amplop dan membaca huruf demi huruf tulisan tangan yang tertoreh dari seseorang yang mengirimkan surat buat saya. Jadi mikir, jaman ini masih ada sahabat pena ga ya

Mungkin nanti kalau saya punya anak, saya akan ajari dia mengirim surat dan menikmati sensasi menunggu suara "kring kring " sepeda pak pos untuk mengantarkan balasan, he he. Berkhayal sah sah saja khan?
whatever, rasanya asyik juga coba-coba sekali lagi untuk mengirim surat http://emo.huhiho.com

Untunglah Allah cuma nitip satu mulut saja pada tiap kepala, gimana kalo dua? di depan dan belakang kepala? mungkin perang dunia sudah berlangsung selama 7 kali yaa... Nyambung ga sih intronya? Saya kuliah dan kerja di lingkungan yang didominasi kamu laki-laki, jadi kira-kira sejak umur 20-an saya sudah terbiasa berinteraksi dengan yang namanya makhluk Tuhan yang dinamai Pria. Lelaki kalau bercanda identik sama ngomong jorok? ga juga. Selama saya kuliah dan kerja jarang sekali mereka bercanda vulgar di depan saya, bisa dihitung dengan jari bahkan, dan lebih bersyukurnya lagi mereka bisa menjaga diri mereka sendiri, kalau bercanda di depan umum atau di depan perempuan baik temannya atau bukan. Thanks God :)

Sampai pada suatu titik, saya disenggolkan sama Allah dengan dunia yang
benar-benar beda, saya menyebutnya dunia lain (sampai sekarang kadang saya bertanya mengapa saya harus bersinggungan sama dunia itu )Ada sekumpulan orang dari sebagian komunitas yang ga laki ga perempuan ngomongnya ga jauh-jauh dari tema jorok, dari tema apapun kalau sudah ketemu sama bagian ini jadi ga jelas sambungannya, dan ini bukan cuma sekali dua kali tapi sering banget bahkan intensitasnya bisa di prediksi dengan tepat! (saking emosinya bahasa ku tiba-tiba jadi agak intelek ya...)
Luput-luputnya ngomong jorok, pasang photo abnormal (dan yang masang oknum yang dipoto itu sendiri duhh) lalu pura-pura jadi psk alesannya buat lucu-lucuan plissss sadar ga?? banyak banget dari PSK beneran tiap detik meratapi nasibnya dan pengen mencari kehidupan lebih baik :(
Kenapa nasib buruk orang dijadikan mainan???
Sampai pada satu titik jenuh, saya hapus saja biangnya dari frendlist web sosial
saya, daripada nambah dosa saya gara-gara gedheg liat kelakuannya. Yang lebih aneh lagi, alesan dari semua itu katanya untuk meningkatkan energi positif, dari hongkong!!!!! mana ada energi positif dari ngomong jorok??!!! Hadudududu jauh-jauh deh saya.
Saya masih belajar untuk jadi orang baik, hamba Tuhan yang baik, saya masih
belajar untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang tiada tara, saya bukan orang yang sangat pintar, bukan orang kaya saya, bukan orang yang tahu aturan pergaulan kaum terhormat, saya cuma mikir pake logika pernah ga terlintas sebentar di otak, pas lagi ngomong jorok, tiba-tiba Tuhan menghentikan nafasnya, betapa ruginya kata-kata untuk menutup hidupnya kok temanya sia-sia. Nabi saja, yang terjaga amalannya, tiap detik masih bertasbih, agar mulutnya terbiasa mengucapkan pujian-pujian pada Allah. La terus kalau tiap hari bibir terbiasa ngomong jorok? nauudzubillah hi mindzalik..

ada waktu, ketika sopan santun, norma susila, tata krama, dan rasa malu menjadi
mahal harganya.