Beberapa minggu hibernasi gara-gara kerjaan kantor dan rumah yang keji halaaahh...akhirnya berniat nulis lagi setelah diingatkan oleh sahabat saya LINA




"nyet, kamu sayang aku ga?"
Dan seperti biasanya pertanyaan itu tidak pernah sekalipun mengubah raut muka dan pantulan emosimu, bahkan kalau mau teliti, ritme kembang kempis hidungmu pun tak pernah menunjukkan perubahan sama sekali.
Dan aku pun tetap tak bergeming untuk selalu bertanya padamu, walaupun jawabannya selalu sama : diam.

Sore nanti, kalau gerimis jadi datang, dan matahari tak sepanas siang, aku berencana menculikmu ke lembah. Hari ini genap 1460 hari, kita menanam sebuah kaktus kecil yang kita peroleh saat kita jalan-jalan ke desa seberang. Sejauh waktu itu pula aku sengaja tidak pernah menengoknya, kata orang kemampuan adaptasi kaktus di daerah panas kan luar biasa, dan aku memilih lembah itu karena memang panas udaranya luar biasa. Jika di tempat lain, gerimis bisa menjadi musibah, maka di lembah itu gerimis adaah berkah, sejuknya membuat kita masih yakin kalau kaki kita berpijak di dunia maya bukan di neraka.

Berboncengan denganmu, di atas motor butut ini, kita bersama menuju lembah. Kadangkala saking menikmati sensasi yang kurasakan, aku jadi tidak pernah menikmati perjalanan ke lembah yang sejatinya indah ini, karena bagiku keindahanmu sudah mengakuisisi semua jenis keindahan yang hadir di sekitarku. Benar-benar kapitalis, pikirku geli.

Dalam hitungan lama dan sebentar, kamu juga telah membuat aku linglung dengan parameter itu. Semua jika di tempuh bersamamu, detik terasa berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya. Maka hitungan satu menit sama dengan enampuluh detik akan menciut menjadi setengahnya. Untung saja, kita tidak pernah satu kelas, bisa jadi tidak karu-karuan nanti, jika ujian tiba dan jam berputar dengan mengandalkan magnet di dirimu.

"nyet, kenapa aku tidak pernah merasa bosan bersamamu?"
Mungkin tali-tali tas mu yang berkibaran tertiup angin saat kita berboncengan dan menampar-nampar halus lututku itu kau kirimkan sebagai jawaban, kalau boleh bermimpi mungkin ini artinya karena saat kita berdua, semua sudah terasa cukup.
Aaaah...itu hanya over percaya diriku saja, tapi tak apalah toh selama ini yang kutemui kau selalu saja menyempatkan beberapa putaran jam waktumu untuk bersamaku.

Jalan di lembah sudah berubah, musim di lembah juga sudah berubah, bahkan hawa panas di lembah pun kurasakan mulai berubah.
Dan kaktus itu pun juga berubah, semakin layu dan tidak sehijau dulu. Tapi dia masih hidup dan disampingnya tumbuh anak yang mirip sekali dengan kaktus kita dulu...
"nyettt lihat dia beranak..."
aku berteriak kegirangan sedangkan kau sibuk memotret kaktus itu dari segala arah, aaah setidaknya kau peduli nyet dengan dia, aku menyeringai lebar.

Semua mungkin berubah, tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Tapi ada satu atau dua hal yang memang harus dipertahankan ya nyet, agar hidup jadi ada artinya...
"nyet...setidaknya aku semakin yakin, kau memang jatuh cinta padaku selalu dan selalu"
Dan....nyet...kamu tersenyum.
*i love it*

ps : buat yang namanya julina, tanggung jawab yaa...sudah ngomporin nulis lagi dan membangunkan hibernasi gue
ternyata pertemanan memang harus tanpa pamrih, karena pada akhirnya ketika saya hanya berpamrih sedikit pengertian pada suatu tekanan dari pihak lain pun tidak bisa.

setidaknya sekarang saya sadar :)

Bahan :

1 kg ikan patin
4 siung bawang merah
2 siung bawang putih
5 cabe rawit
2 cabe merah
1 buah tomat
lengkuas secukupnya
daun salam 1 lembar
asam jawa 3 biji
garam secukupnya, daun kemangi


Cara memasak :

Bersihkan ikan potong - potong
Iris bawang merah, bawang putih dan cabe serta tomat.
masukkan semua bumbu dan ikan ke dalam panci dan beri air kurang lebih 1 liter. masak hingga mendidih. sebelum matang masukkan daun kemangi yang telah disinagi
sop ikan patin siap disantap

*gara-gara nanya resepnya ga dikasih sama ibu kantin di kantor, alhasil setelah minta pertolongan mbah google dan mengingat-ngingat rasa sop ikan patin favorit saya di kantin, bisa juga bikin sendiri...enak dan bergizi lhooo mari dicoba

http://emo.huhiho.com

bukan koma pun jeda
ini sebuah titik
akhir dari semua pertanyaan panjang
yang selama ini kukira tak layak kupikirkan


Sahabat yang baik adalah yang sering sejalan denganku dan yang menjaga nama baikku ketika aku hidup atau selepas aku mati
(Imam Syafei)

Saya tiba-tiba pengen majang tag line mbak Tary Wulandari di blog favorit saja Lajang dan menikah "sama enaknya sama ribetnya" he he.

Temen-temen kantor yang hampir 85% menyebut dirinya laki-laki, tadi pada ngumpul sore-sore, di sebuah kedai es krim yang terletak di lantai ground gedung tenant di area depan kantor. Dari obrolan - obrolan remeh temeh tentang baju seragam yang mulai kesempitan sampai rokok yang mendadak diharamkan (kalo soal ini saya mah yang paling getol kampanye biar bener-bener haram). Omong punya omong akhirnya sampailah pada tema temen saya yang berniat melepas masa lajang sekitar dua bulan ke depan, dari saling lempar info tempat resepsi, pemberkatan, undangan sampai datengnya mau pada barengan, tiba-tiba temen saya yang sudah master di dalam dunia nikah menikah nyelutuk "naah rasain ntar si Nando".
"Mang napa?" iseng aja saya timpalin.

Akhirnya mengalirlah curhatan-curhatan dodol dari temen-temen saya, ada yang merasa hobinya dikebiri gara-gara uang jajannya dipangkas habis sama sang istri tercinta, ada yang tiba-tiba dikasih jatah uang saku 50 ribu hari padahal pas masih lajang saya tahu banget dia bisa makan 5 kali dalam sehari dan lebih dari 200 ribu. Ada yang tabungannya dikuras habis gara-gara istrinya kecanduan belanja.

O iya satu lagi, dan ini yang paling heboh tadi selama masa persidangan eh perbincangan, tentang uang laki-laki. Alkisah, di tempat saya kerja, selain gaji ada namanya tunjangan dan uang transport, yang jumlahnya hampir 3/4 uang gaji. Naaa...uang tersebut, diberikannya secara tunai dan tanggalnya terpisah dari tanggal pemberian gaji resmi, sekitar tanggal 15-an. Sebagian temen-temen saya uang ini tidak diserahkan ke istri tapi untuk operasional mereka selama sebulan, itulah mengapa mereka menyebutnya uang laki-laki.
Selidik punya selidik, salah seorang istri temen saya dititipi uang laki-laki itu oleh OB karena suaminya sedang sakit dan tidak bisa ke kantor. Akhirnya terbongkar sudah deh rahasia uang laki-laki di kompleks perumahan kantor saya, dan nasib temen-temen saya pun tergantung dari katebelece para istri untuk merelakan uang laki-laki itu tetep menjadi uang laki-laki atau uang tak berjenis kelamin alias uang hemaprodit hahaha...

what ever gimanapun ribetnya, saya kira saya bahagia kok menikah, what about you ?











Bahan :

300 gram daging sandung lamur (kalau mau diet pake daging bagian paha yang lemaknya sedikit)
200 gram mie basah yang warna kuning
1 buah kol iris-iris
1 buah tomat iris-iris kasar
seledri iris halus
daun bawang iris kasar
minyak goreng secukupnya
1 liter air

Bumbu Halus :
5 siung bawang merah
7 siung bawang putih
2 cabe merah
3 buah kemiri
garam dan lada secukupnya

Pelengkap :
Lumpia / sosis solo juga bisa
Emping
sambal rawit

Cara :
  • Rebus air dan daging hingga empuk, angkat dan tiriskan
  • Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan ke air kaldu, rebus hingga mendidih
  • Ambil mangkuk, susun mie, kol, lumpia yang dipotong-potong, irisan daging, dan tomat lalu siram dengan kuah
  • lengkapi dengan emping, air perasan jeruk limau dan taburan bawang goreng, jika suka pedas pake sambil rawit
selamat mencoba
MySpace
sedari sore sudah mengatur posisi tempat tidur dengan adik iparku, biar sekali-kali ga denger suara gergaji yang selama ini selalu menjadi dongeng pengantar tidur.
hahaha...nice long wiken with my real world

backsound : everybody knows - john legend

Suatu sore, kamu datang dan langsung menghambur ke kamarku. Wajahmu yang sedikit lelah tapi bercampur bahagia, biasanya akan terjadi perbincangan ehmmm tepatnya curhat panjang kalau binar-binar bola matamu mulai mengerjap dengan frekwensi yang lebih tinggi dari biasanya.

Di depan kasurku kita duduk saling berhadapan. Tanganmu menopang dagumu yang lancip, sedangkan aku menyandarkan punggungku di bantal besar yang kau bawakan saat kau libur panjang tahun kemarin.
Di meja ada sepasang cangkir bertuliskan nama kita, kalo tidak salah kita membuatnya saat kita jalan-jalan ke mall sekitar 4 tahun yang lalu, saat itu kita masih memakai seragam putih abu.

Kamu menyeruput dalam cangkir berisi kopi dan bertuliskan namaku, lalu menggegamnya dengan kedua tanganku yang gemuk, sepertinya kau ingin menghisap semua hangat yang ada dicangkir itu.
"Kenapa kamu selalu menghidangkan teh dan kopi pada saat aku datang? dan kenapa kamu pasti membuat teh di cangkirku dan menyeduh kopi di cangkirmu?"
Aku menoleh kepadamu, sambil mengambil cangkir bertuliskan namamu.
"lalu kenapa kamu selalu mengambil cangkir yang bertuliskan namaku?" tanyaku balik.

Kamu mendehem pelan, sambil sesekali menangkap ruap kopi di hadapannya.
"Kamu kan ga suka kopi, sama sekali ga doyan bahkan, jadi biar aku saja yang minum kopi ini, lagipula aku suka kopi."
Aku mendongakkan kepalaku ke atas, lalu menyandarkannya di pinggir ranjang.
"Aku selalu membuat dua pilihan, kopi dan teh, karena aku tidak ingin memaksamu untuk mengikuti kebiasaan ku minum teh, tapi jika nanti kamu tidak bisa minum kopi karena hal yang mendesak, kamu bisa meminum teh ku"
Kamu diam sambil terus memandangku,
"Seperti kau juga tidak pernah memaksaku untuk pergi ke tempat-tempat keramaian yang tidak membuatku nyaman, tapi jika terpaksa aku harus kesana, dengan senang hati kau akan menjadi pelindungku, bukankah begitu persahabatan kita? saling mengerti dan tidak pernah saling memaksa."
Aku balik memandangnya,
"Dan kamu menukar cangkir kita, namamu dengan isi kopi, namaku dengan isi teh, untuk mengingatkan walaupun kita berbeda tapi kita masih saling menjaga agar keduanya selalu berbuat untuk kebaikan?" kamu berkata cepat sambil mengacak-ngacak ponimu yang berantakan menjadi tambah tak karuan.

Aku nyengir, dan kamu mulai lagi meloncat-loncat di atas kasurku tanpa membuka kaus kakimu yang bau itu lagi, dan sepertinya aku harus berteriak untuk menghentikannya...
"SARAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

gambar minjem dari sini