Alkisah, dahulu kala, ada seorang pemuda yang katanya gantengnya selevel sama Nicholas Saputra, (katanya sih tapi kalo bagi saya jelas lebih ganteng Fauzi Baadillah :D). Nilainya sempurna, kuliah di perguruan tinggi paling top markotop di dunia maya, namanya …

“ Kenalkan, saya Labiluz Javanicuz”

Si Mas labil ini sedang sibuk menyusun rencana, selepas dia kuliah nanti. Mau jadi apakah gerangan, sementara dia adalah mahasiwa hebat yang tidak ada celanya, pintar, intelek dan sakpiturute pokokmen nggegirisi :D
Berhubung jaman itu sudah dikenal dengan jaman internet, mulailah si mas Labil nyari – nyari info lowongan,  ketika sampai lowongan A, tiba-tiba si mas Labil mendengar ada yang mengatakan pekerjaan A tidak bagus, suka korup dan menyengsarakan rakyat, ketika sampai lowongan B, ada lagi yang nyelutuk, pekerjaan B, banyak makan duit haram, ketika sampai ke lowongan C, langsung saja ada yang nyamber, pekerjaan C adalah jelek karena endebray endebray….
Mas Labil bingung bukan kepalang, akhirnya memutuskan untuk usaha sendiri, bikin perusahaan, tapi … kata orang lagi yang tiba-tiba muncul di depannya, kalo mau dapet proyek musti nyogok sana nyogok sini, kalau mau jualan laku harus sedikit lebih licik. Mas Labil makin stress, sepertinya sudah tidak ada pekerjaan yang mulia lagi di dunia ini.

Petang hari, pergilah mas Labil  ke taman kota, duduk sembari menikmati semilir angin yang berhembus tenang, perhatiannya tertuju pada seekor kelinci yang damai sekali mengunyah sebatang wortel di pojok kursi.
“Hai .. kelinci, apakah kamu bahagia?”
“Tentu, aku bahagia”
“Apakah kamu sudah yakin menjadi kelinci yang baik?”
“Yaa…aku yakin, aku tidak pernah merugikan kelinci yang lain.”
“Kalau begitu aku ingin menjadi kelinci saja” dan weuuuuuuzzzzzzzzzzzz (aneh bener ih suaranya :D  )permintaan mas Labil didengar dan dikabulkan oleh Peri amatiran yang kebetulan lewat di taman itu.

Hari berjalan, Mas Labil menikmati peran barunya sebagai kelinci, dan dia berteman dengan kelinci pengunyah wortel di taman. Hingga pada suatu hari, mereka bertemu dengan segerombolan kelinci pencuri wortel. Dengan semena-mena mereka menghabiskan simpanan wortel yang diletakkan sang pemilik kandang,
“Aaaah jahat sekali mereka, katamu tidak ada kelinci yang jahat”
“Aku tidak pernah mengatakan tidak ada kelinci yang jahat, pasti ada, tapi aku berani mengatakan bahwa aku beda dengan mereka.”
Mas Labil termenung,
“Jadi sesungguhnya kelinci pun sama dengan manusia?”
Jadi sesungguhnya, menjadi baik itu adalah sebuah pilihan, itu saja” kata kelinci pengunyah wortel lagi.
“Aku benci menjadi manusia, karena mereka selalu serakah, dan tidak ada lagi yang berhati mulia”
“Kau tau? Wanita berambut sebahu yang sering membaca novel di bawah pohon itu?, Dia seorang abdi Negara, yang kata orang tidak ada yang bener, tapi sejauh yang kutahu, dia sangat pintar, ramah, berpengetahuan dan senangnya lagi dia menularkan kepintarannya itu kepada sekelilingnya, kepintarannya menjadi berkah bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.”
Mas Labil terdiam,
“Dan kau tahu bapak yang diujung sana, Dia pengusaha sejati, pengusaha yang selalu memikirkan nasib karyawannya, dan menganggap mereka sebagai patner bisnis, bukan sekedar antek atau jongos yang menghasilkan uang lalu dibayar dan urusan selesai.”

Mas Labil semakin terdiam, dan menyesali keputusannya menjadi seekor kelinci, andaikan saja, saat ini dia masih menjadi manusia, mungkin dia bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat dan memberikan perubahan yang berarti bagi sekelilingnya, menjadi berkah bagi umat lainnya.
“Peri, ubahlah aku kembali aku ingin menjadi manusia” Sang Peri diam sambil mengelus-elus mas Labil yang masih berwujud kelinci
“Aku si mau saja, tapi maaf…aku belum hapal mantranya”
Dyaaaarrrrr kowe ra!!!!!.....mas Labil terseok-seok berjalan diantara semak belukar yang meranggas merindukan hujan, sehari, dua hari, tiga hari, sampai ke hari ke 12, dia masih berusaha meminta pertolongan dari setiap Peri yang terbang melawat di taman, dan hasilnya adalah sama…mantera itu rupanya begitu sulitnya.
Hari ke 13, sore hari  mas Labil masih berdiam diri di taman itu, dengan harapan yang makin menipis. Sebentar lagi gelap, dan dia mulai berfikir,
“Mungkin inilah takdirku, berakhir sebagai seekor kelinci, tapi apa yang harus kulakukan agar aku bermanfaat?”
Mas Labil terus berfikir, di depannya sepotong wortel nan ranum menggoda untuk dikerat,
“Ah aku tahu, aku harus banyak makan, dan jika nanti ada sepasang penganten baru yang berminat menyantap dagingku biar mereka merasakan sate yang nikmat, kan kata buku yang pernah kubaca, daging kelinci baik untuk kesuburan” paan sih ceritanya ;)
Tiba-tiba, lewatlah Peri yang dulu mengubahnya
“Hai kelinci, apa kabarmu?”
“Aku baik peri, ada apa? kenapa kau menyapaku?”
“Aku hanya ingin bertanya, kenapa kau ingin berubah lagi jadi manusia?”
“Aku menyesal, sudah menilai sesuatu tanpa melihat keadaan sesungguhnya, dan aku menyesal terlalu mendengarkan komentar orang.”
“Kau ini, baca buku filsafat dari bahasa Urdu sampai bahasa Perancis kok bisa-bisanya mengambil keputusan penting dengan alasan yang sangat sepele itu, Lain kali jangan hanya dibaca, tapi salami dengan hati dan logikamu.”
Mas labil hanya tersenyum malu dan mengangguk-angguk,
“Sekarang, akan kuberi kesempatan kau untuk sekali lagi menjadi manusia, by the way aku sudah berhasil menguasai mantera pembalik itu “
Mas Labil girang bukan kepalang, ternyata memang Tuhan selalu sayang orang yang ga pernah berputus asa, dan cerita pun selesai sampai disini.
 ***

“Heeyyyy tunggu!!! Lalu kamu siapa? Yang dari tadi ngecuwis cerita sana-sini?”

“Eh pembaca, ini giliran saya yang ditanya,saya perempuan biasa, ibu rumah tangga, juga mburuh di Jakarta, sedang belajar untuk bisa selalu mengendalikan emosi yang meluap-luap ,sedang belajar untuk tidak menghakimi orang lain, dan sedang belajar untuk ra urusan sama omongan orang, physically ga malu-maluin buat diajak kondangan itu kata misua saya  hehe”

Have a nice wiken every one :D 
(gambar nyomot di detik.net...ga nyambung sama cerita ga papa yang penting ganteng :D)

Comments (6)

On October 15, 2010 at 12:21 AM , keblug said...

satu, memandangi foto *ternganga*
dua, si mas labil jadi kelincinya, kelinci putih, item ato telon? hehehe...
tiga, slam kenaaal :)

 
On October 15, 2010 at 5:38 AM , Kelly Amareta said...

siap-siap nyari kelinci imut

 
On October 15, 2010 at 6:19 AM , orange float said...

mas labil memang labil. pintar tapi ngak punya pendirian. gampang sekali terpengaruh dengan omongan orang lain. nice story mbak ;)

 
On October 15, 2010 at 8:06 PM , yuyuk said...

@ keblug : kelincinya telon lebih bagus, katanya juga lebih mahal halaah apasih :D

@ kelly : mau diapaain ??? :P

@ orange float : makasihhh :D....adakalanya harus tutup kuping sama omongan orang hihihi

 
On October 17, 2010 at 9:54 PM , santi said...

trus trus mas labil yang nggegirisi itu uda punya pacar blm, mba?
kenalin dong.. *pupuran* :p

 
On October 17, 2010 at 10:21 PM , yuyuk said...

"kenalin mbak..." salaman sama mbak santi

"saya tetangganya mas labil....halah :D"