Mati ?
Tidak, tidak segampang itu kamu membunuhku.
Urat nadiku terlalu alot untuk sekedar ditebas dengan pedang besimu.

Musim semi,
Pada satu pemberhentian, aku menemukanmu
Pada satu kegalauan, aku memilihmu
dan sialnya ... aku tertawan
pada lesung manis pipimu

Musim salju,
pada dingin yang dengan kejam menusuk belulang
pada angin yang pongah meniup pepohonan
pada putih yang merampas bianglala senja
aku telah melepasmu untuk bahagia

Jangan kembali,
Bahkan untuk selarik bayangan yang akan mengusik
Juga setitik harapan yang hanya mengguratkan gundah
Karena perih ini sudah berganti
Dengan sebuah pemakluman akan proses kedewasaan
Yang semestinya mulai kau dapati
Untuk bahagia mu sendiri
Bukan untukku
titik

*aku  berharap pelangi senja akan datang kembali, pelangi yang lebih berwarna dari bianglala yang kemarin sempat ada*

Comments (7)

On October 20, 2010 at 5:14 AM , walikan'e said...

huaaa..

 
On October 20, 2010 at 5:28 PM , Pradna Satunya said...

Jadi inget Gadis Jam 5 Sore di :
http://pradna.blogdetik.com/2010/02/10/surat-untuk-gadis-jam-5-sore/

yang trus ceritanya bersambung di :
http://pojokpradna.wordpress.com/category/cerita-tukang-cerita/

:D

 
On October 20, 2010 at 8:32 PM , Anonymous said...

bagyuuuuss... ^^

 
On October 20, 2010 at 8:39 PM , Indira Puteri said...

wow! saya memuja puisi ini :)
Truly adoreable... *tepuktangan ^^

 
On October 21, 2010 at 10:50 PM , julie said...

semoga pelangi itu segera datang :D
salam kenal juga yayuk

 
On October 22, 2010 at 12:58 AM , yuyuk said...

@ mas wal : opo to hua he hua hue

@ pradna : hehehe saya mah masih belum apa2 dibandingkan itu semua yang diblog kamu, makasih dah mampir :D

@ ijul : bumilll ... hayo nulis lagii :D

@ Indira : Makasiiiiih :D

@ julie : thanks ya sudah mampir ... amin :D

 
On October 24, 2010 at 5:50 AM , Denuzz BURUNG HANTU said...

Denuzz suka ilustrasinya ... keren banget!!! ...